Rabu, 04 Januari 2017

DAMPAK LINTAS BUDAYA PADA TRANSPORTASI DAN TRANSPORTASI KOMPETITIF DI ERA GLOBAL




      I.         LATAR BELAKANG MASALAH
    II.         PEMAHAMAN CROS-CULTURAL DI DUNIA TRANSPORTASI
Bertujuan untuk mempelajari budaya yang ada di dunia dengan tujuan memahami budaya tersebut agar timbul pengertian lintas budaya, hal tersebut ditujukan untuk menimbulkan sifat saling mengerti dan toleransi diantara masyarakat dunia. Disini kita akan mempelajari dan memahami ragam macam budaya yang ada di seluruh dunia, yang mana hal tersebut akan sangat membantu apabila kita ingin lebih mudah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat dunia, baik hal itu berupa persahabatan, bisnis, dan lain sebagainya. Ruang lingkup pembahasannya terbilang sangat luas, karena mencakup semua kegiatan yang ada didalam suatu masyarakat. Setalah mempelajarinya, kita akan lebih mudah untuk bergaul serta membangun komunikasi dengan suatu masyarakat dengan yang baru kita kenal. Hal tersebut karena kita telah memahami hal-hal yang mana yang tidak seharusnya dilakukan dan hal-hal yang sebaiknya dilakukan. Intinya, disini kita akan diajarkan untuk saling memahami antar budaya agar kita saling mengerti dan menciptakan suasana yang baik

   III.         SEJARAH PERKERMBANGAN TRANSPORTASI
1.   Transportasi darat Sebelum orang mengenal peralatan transportasi, perhubungan dari satu tempat ke tempat lain dilakukan dengan jalan kaki, sedangkan untuk mengangkut barang-barang atau hasil buruan dengan memanggulnya di bahu. Setelah akal manusia berkembang barang-barang diangkut dengan menggunakan gelondongan kayu yang bulat yang dapat digulirkan dengan mudah. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia mulai menemukan cara baru untuk membantu dan mempertahankan hidup. Mereka mulai memanfaatkan beberapa jenis binatang seperti unta, keledai, kuda, lembu dan anjing. Setelah roda ditemukan, manusia kemudian membuat kereta barang dan kereta penumpang yang ditarik oleh hewan. Pada perkembangan selanjutnya berkembang angkutan roda dua tanpa mesin yang disebut sepeda yang ditemukan oleh Baron Drais. Kemudian Ernest dan Pierre Michaux memadukan sepeda temuan Baron Drais dengan mesin uap temuan James Watt sehingga menghasilkan sepeda motor. Kemudian berkembang muncullah mobil. Mobil pertama dibuat di Jerman pada tahun 1880 oleh Carl Benz, Henry Ford dan Suzuki. Dari sepeda motor dan mobil sederhana berkembang menjadi berbagai macam mobil mewah dan sepeda motor modern. Angkutan darat lainnya adalah kereta api. Zaman dulu lokomotif digerakkan dengan mesin uap. Uap air diperoleh dengan memanaskan air yang ada di dalam ketel besar. Bahan bakar yang digunakan untuk lokomotif bermesin uap adalah batu bara atau kayu bakar. Sekarang kereta api digerakkan dengan mesin diesel atau tenaga listrik.
2.     Transportasi air Alat transportasi air adalah alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat transportasi tidak bermesin. Alat transportasi yang dipakai di sungai, danau dan laut antara lain, Kano, (sebuah perahu kecil dan sempit, yang biasanya digerakkan dengan tenaga manusia, tapi juga lazim diberi layar. Kano biasanya lancip pada kedua ujungnya dan terbuka di bagian atasnya), rakit (susunan benda yang mengapung yang datar untuk perjalanan di atas air; dan merupakan rancangan perahu paling dasar, yang cirinya tak memiliki lambung), perahu, dan kapal. Sebelum mesin uap ditemukan, kapal digerakkan dengan layar dan dayung. Jadi orang dulu berlayar bergantung pada angin, sehingga untuk berlayar memerlukan waktu yang lama sekali. Sekarang kapal sudah digerakkan dengan mesin diesel, mesin uap dan ada kapal yang digerakkan dengan tenaga nuklir. Menurut fungsinya, ada bermacam-macam jenis kapal :
a)    Kapal barang, kapal khusus untuk mengangkut barang-barang seperti mobi, beras, kontainer, dan sebagainya
b)    Kapal penumpang, kapal khusus untuk mengangkut penumpang
c)    Kapal tanker, kapal khusus untuk mengangkut minyak, gas pelumas, solar, bensin
d)    Kapal perang, kapal khusus digunakan oleh angkatan laut untuk berperang. Kapal jenis ini dilengkapi dengan senjatasenjata dan meriam. Bahkan ada kapal yang dapat dipakai untuk mengangkut pesawat
e)    Kapal tunda, kapal yang digunakan untuk memandu kapal-kapal besar waktu masuk ke pelabuhan atau keluar pelabuhan.
f)      Kapal ikan, kapal yang digunakan para nelayan khusus untuk menangkap ikan.
g)    Kapal riset, kapal yang digunakan oleh para ahli atau peneliti untuk meneliti kehidupan laut.
3.    Transportasi udara Alat transportasi udara adalah transportasi/kendaraan manusia yang mampu terbang di udara. Ada macam-macam alat transportasi udara, ada pesawat udara, balon udara dan helikopter. Balon udara pertama kali dibuat pada tahun 1783. Balon udara ini bisa terbang karena diberi udara panas. Udara panas berasal dari hidrogen yang terbakar. Sebagai gantinya orang sekarang memakai helium yang tidak mudah terbakar. Kapal udara sebenarnya balon udara yang berbentuk mentimun. Kapal udara digerakkan dengan mesin. Supaya kapal udara ini dapat melayang balon udaranya diisi gas helium. Dibagian bawah balon ada ruangan untuk penumpang namanya gondola. Alat transportasi udara yang lebih modern lagi adalah pesawat udara. Dalam bahasa Inggris disebut aircraft. Aircraft dapat terbagi dalam banyak jenis dan tipe. Berikut jenis-jenis aircraft secara umum yang terbagi atas 10 macam transportasi udara:
a)    Airliner (Pesawat Komersial/Pesawat Penumpang)
b)    Seaplane (Pesawat yang mendarat di air seperti di pantai, sungai, danau, atau laut)
c)    Biplane ( Memiliki 2 pasang sayap)
d)    Glider (Pesawat dengan sayap yang panjang)
e)    Helicopter ( Menggunakan baling-baling)
f)      Fighter Aircraft (Pesawat Tempur/Militer)
g)    Aerobatic Aircraft (Pesawat untuk akrobatik udara)
h)    Light Aircraft (pesawat dengan muatan kecil)
i)      Airship
j)      Hot Air Balloon (Balon Udara).

  IV.         MANFAAT TRANSPORTASI
A.    MANFAAT EKONOMI
Tujuan penyelenggaraan transportasi adalah untuk memberikan suatu pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat setiap harinya. Coba kita bayangkan apabila satu hari saja pelayanan transportasi terhenti, tentunya akan menimbulkan banyak sekali dampak terutama akan terganggunya segala aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Mungkin saja banyak orang yang tidak bisa makan pada hari itu, banyak orang yang tidak bisa bekerja, distribusi barang – barang kebutuhan tidak dapat dilakukan, ujungnya ekonomi masyarakat akan macet total. Jadi transporasti adalah sarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat modern. Transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dan merupakan urat nadi dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi harus ditunjang dengan pengembangan sistim transportasi yang baik, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Manfaat transportasi secara ekonomi meliputi :
1.    Perpindahan Orang Transportasi menjadikan orang lebih mudah dan cepat berpindah tempat dari satu tujuan ke tujuan lainnya
2.    Pemindahan Barang Transportasi menjadikan barang – barang dapat dikirim dari tempat produksi ke tempat – tempat lainnya yang membutuhkan barang – barang tesebut.
3.    Menjaga stabilitas harga Barang Transportasi menjadikan supply barang lebih mudah dan terjamin sehingga harga barang akan tetap stabile.
4.    Meningkatkan Nilai ekonomi suatu kawasan/ wilayah Transportasi meningkatkan produktivitas dan nilai jual suatu kawasan, misal hasil industri, hasil pertanian, tanah dll 
5.    Perkembangan Wilayah Transportasi dapat mempercepat perkembangan suatu wilayah, keterbatasan transportasi menghambat perkembangan wilayah.

B.    MANFAAT SOCIAL
Dalam kehidupan sosial / bermasyarakat ada bentuk hubungan yang bersifat resmi, seperti hubungan antara lembaga pemerintah dengan swasta, maupun hubungan yang bersifat tidak resmi, seperti hubungan keluarga, sahabat, dan sebagainya. Untuk kepentingan hubungan sosial ini, transportasi sangat membantu dalam menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan, seperti:
1.    Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok
2.    Pertukaran dan penyampaian informasi
3.    Perjalanan pribadi maupun sosial
4.    Mempersingkat waktu tempuh antara rumah dan tempat bekerja
5.    Mendukung perluasan kota atau penyebaran penduduk menjadi kelompok - kelompok yang lebih kecil.

C.   MANFAAT POLITIS
Dalam bidang PoIitis Jasa Transportasi Terwujudnya sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien merupakan fasilitas yang handal, untuk:
1.    Membasmi segaila bentuk gejolak dan gangguan keamanan yang timbul di dalam negeri; dan
2.    Menangkal segala bentuk infiltrasi dan gangguan keamanan yang berasal dari luar negeri

D.   MANFAAT KEWILAYAHAN
Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan, akibat adanya perbedaan tingkat pemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang dan jasa antar wilayah. Pertukaran ini diawali dengan proses penawaran dan permintaan. Sebagai alat bantu proses penawaran dan permintaan yang perlu dihantarkan menuju wilayah lain diperlukan sarana transportasi. Sarana transportasi yang memungkinkan untuk membantu mobilitas berupa angkutan umum.

    V.         JENIS-JENIS TRANSPORTASI DARAT
Macam2 jenis kendaran untuk mode transportasi darat seperti:
a.    Kereta Api
b.    Bus
c.     Mobil
d.    Sepeda Motor
e.    Sepeda
f.      Becak
g.    Delman/Andong/Dokar
h.    Gerobak Sapi

  VI.         TRANSPORTASI DI ERA GLOBAL
Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada Teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Transportasi merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia. Tekhnologi transportasi dapat membantu memudahkan kelangsungan hidup setiap manusia dan merupakan salah satu aspek penting bagi masyarakat. Karena itu keberadaan transportasi akan selalu dibutuhkan bahkan di cari apalagi dalam kondisi saat ini, dimana zaman yang semuanya serba canggih dan persaingan yang semakin tajam memungkinkan kita untuk selalu berfikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global itu sendiri.
Perkembangan transportasi setelah jaman industrialisasi berjalan dengan sangat cepat, inovasi berkembang sangat cepat demikian juga penggunaan transportasi berjalan dengan sangat cepat. Tidak dapat dipungkiri jika salah satu merk transportasi ternama di dunia sedang menyiapkan teknologi transportasi yang memang tergolong sangat canggih. Karena mengapa, transportasi ini berkaitan dengan autonomous car ataumobil yang dapat menyetir sendiri. Dan sudah banyak berita ini beredar jika mobil-mobil tresebut akan diproduksi pada dekade ini. Sungguh tergolong cepat dan membuktikan persaingan di zaman era globalisasi ini semakin tajam.
Seperti contoh Toyota menyebut teknologi autonomous-nya dengan sebutan Automated Highway Driving Assist (AHDA). Teknologi cerdas ini terdiri dari Cooperative-adaptive Cruise Control dan Lane Trace Control. Sebenarnya Adaptive Cruise Control system sudah diproduksi dalam beberapa tahun belakangan. Menggunakan radar atau stereoskopik camera, sistem ini mampu mendeteksi kecepatan lalu lintas di depannya. Jadi, jika cruise control di setting pada kecepatan lebih tinggi, sistem secara otomatis akan memperlambat mobil menyesuaikan dengan kecepatan lalu intas saat itu. Toyota menggunakan teknologi untuk mengontrol percepatan dan pengereman.
Permasalahan yang kemudian timbul dengan perkembangan transportasi di zaman era globalisasi yang serba cepat dan canggih adalah jumlah penggunaan energi yang luar biasa dimana hampir seluruh modal angkutan menggunakan energi fosil. Pembakaran energi fosil pada transportasi modern pada gilirannya akan mengeluarkan emisi gas buang dimana sebagian besar dari emisi gas buang tersebut berupa gas rumah kaca yang pada gilirannya mengakibatkan pemanasan global. Oleh karena itu belakangan ini diupayakan untuk mencari energi alternatif yang tidak mencemari lingkungan, mengalihkan transportasi kepada transportasi yang ramah lingkungan.

VII.         PERBANDINGAN TRANSPORTASI GLOBAL DENGAN NEGARA LAIN
1.    Sistem Transportasi di New York, Amerika Serikat.
Pelayanan transportasi yang kurang prima, tidak nyaman dan berbahaya menjadi salah satu faktor utama dimana masyarakat lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan harus menggunakan kendaraan umum. Namun pilihan berkendara menggunakan kendaraan pribadi menimbulkan berbagai dampak negatif seperti keperluan akan bahan bakar yang besar, kemacetan dan polusi udara. Negara-negara maju sangat peduli untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggannya. Oleh karenanya, otoritas publik melakukan penyediaan sarana transportasi kereta commuter dan bus perkotaan yang terdapat di New York, Amerika Serikat  di bawah naungan New York City Transit Authority (NYCTA).
NYCTA merupakan bagian dari Metropolitan Transportation Authority yang memiliki kewenangan dalam mengurus :
a.    New York City Subway, khususnya di Manhanttan, The Bronx, Brooklyn, dan Queens
b.    Staten Island Railway
c.     NYCTA departement of buses
Pemerintah New York dalam menjalankan sistem transportasinya menggunakan sistem public private partnership dimana mengikutsertakan NYCTA sebagai perusahaan khusus yang bertanggungjawab dalam mengurusi masalah transportasi. NYCTA menjadi bagian dari otoritas transportasi metropolitan yang paling sibuk dan terbesar di Amerika Serikat karena pelayanannya menyangkut kepentingan masyarakat.
Di New York, Amerika Serikat terdapat bermacam transportasi yang dapat digunakan untuk memudahkan perjalanan karena terdapat angkutan kereta commuter, bus express, kereta bawah tanah, dan Bus Rapid Transit (BRT). Dimana terdapat 16 jalur kereta commuter, 23 jalur kereta bawah tanah, 385 jalur bus, dan 1 jalur bus rapid transportation.

2.    Sistem Transportassi di Malaysia
luas 329.847 km persegi. Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan. Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa, Bentuk-bentuk transportasi darat yang ada di Malaysia adalah Kereta Api Bus, dan Taxi, namun, yang paling banyak digunakan ialah Bus dan Taxi. LRT ( Light Rail Transit ) adalah salah satu alat transportasi kendaraan umum. Dan juga salah satu alat transporatsi yang mengurangi beban lalu lintas di sistem lain, dan dianggap aman, nyaman dan dapat diandalkan. Terdapat tiga jalur LRT di Malaysia.
a.    LRT yang pertama ialah STAR LRT sepanjang 27 km yang memiliki dua jalur, yaitu Jalur Ampang dan Jalur Petaling. Jalur Ampang menghubungkan antar jemputa Sentul Timur dengan Ampang di Kuala Lumpur bagian Utara. Jalur Sri Petaling menghubungkan antar jemputa Sentul Timur dengan Sri Petaling di Kuala Lumpur bagian Selatan.
b.    STAR LRT dengan dua jalur ini memiliki 25 stasiun. PUTRA LRT atau Jalur Kelana Jaya membentang sepanjang 29km dan merupakan kereta sistem otomatis terpanjang ketiga di dunia. Jalur ini menghubungkan antar jemputa Terminal Putra di Gombak dengan Terminal Kelana Jaya di Petaling Jaya. Jalur ini memiliki 24 stasiun.
c.     LRT yang ketiga ialah LRT yang ada di dalam Kuala Lumpur International Airport (KLIA) yang digunakan untuk mengangkut penumpang pesawat di Bandara KLIA dari Gedung Terminal Utama ke Gedung Satelit. LRT di KLIA ini biasa disebut “Aerotrain”, dengan rel sepanjang 1286 km. Setiap kereta memiliki 3 gerbong yang digerakkan secara otomatis.

3.    Sistrm Transportasi di Singapore
Singapore mempunyai sistem transportasi yang salah satunya tercanggih di dunia namanya SMRT. Singapore Mass Rapid Transportation. SMRT ini dimiliki oleh Swasta (Temasek Holdings, dan sisanya pemegang saham kecil kecil seperti DBS dll), ini bukti bahwa penanganan oleh Swasta lebih baik di bandingkan oleh Negara yang penuh dengan birokrasi. Terlihat disini perencanaan matang dalam pengaturan system dan moda transportasi terpadu antara MRT dan LRT yang melayani keseluruh penjuru negeri di Singapore.  Hebatnya lagi jadwal kedatangan tidak pernah meleset lebih dari 2 menit.  Kalau kita keluar MRT Terminal langsung dengan mudah kita akan menemui SMRT Buses jalur rutenya pun akan terpampang dengan jelas di halte bis, terminal MRT biasanya terletak di pertokoan dibawah tanah. Saat memasuki disitu sudah terpampang dengan jelas aturannya yakni dilarang merokok, dilarang makan dan minum dan dilarang membawa binatang.  Kemudian jadwal kedatangan MRT terpampang dengan jelas di layar kaca.  Pembelian tiket dilakukan dengan sistem self service.

4.    Transportasi di Indonesia
Kota Jakarta sebagai ibukota negara dengan beragam aktivitas yang tentunya melibatkan banyak sekali individu dalam sistem yang berlaku di dalamnya. Daerah hinterland yang menjadi tujuan untuk bertempat tinggal adalah Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Bodetabek). Penduduk pinggiran dalam melakukan aktivitas kesehariannya termasuk kedalam kelompok penglaju (commuter).

Data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta menunjukkan, kebutuhan perjalanan per hari dengan angkutan umum dari Bodetabek ke Jakarta dan sebaliknya makin meningkat. Pada tahun 2002, misalnya, tercatat 7,3 juta perjalanan per hari, tahun 2010 diperkirakan menjadi 9,9 juta perjalanan per hari, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 13 juta perjalanan setiap hari. Perjalanan Bogor-Depok-Jakarta dan sebaliknya pada tahun 2020 diperkirakan melesat menjadi 1.148.528. Perjalanan Bekasi-Jakarta dan sebaliknya cenderung lebih rendah dan diprediksi di tahun 2020 mencapai 940.834. Angka-angka prediksi ini masuk akal karena pertumbuhan kawasan perumahan baru ke arah Tangerang dan Banten, juga masih ke arah Depok dan Bogor.
Mobilitas masyarakat yang semakin berkembang sangat menuntut tersedianya pelayanan angkutan umum, disamping prasarana jalan untuk mengakomodasi permintaan perjalanan tersebut. Dalam penyediaan sarana transportasi juga perlu diperhatikan kualitas layanan, terutama keselamatan.
Sistem pengoperasian Commuter terpadu di wilayah Jabotabek dimulai pada tahun 2000, saat itu pemerintah Indonesia menerima hibah 72 unit KRL. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 unit gerbong bisa langsung digunakan dan dioperasikan sebagai rangkaian-rangkaian KRL Pakuan yang melayani rute Jakarta – Bogor, PP.
Dari data diatas dapat disimpulkan dari empat negara yang trnsportasi belum memuaskan masih di Indonesia dikarenakan tingkat kenyamanan dan kemudahan akses angkutn umum masih sulit dan akses antar moda yang tidak terkoneksi dengan baik.
VIII.         DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT GLOBAL CROSS CULTURAL
Era Globalisasi memberikan banyak dampak yang positif dan negatif di berbagai bidang diantara yaitu pada bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, informasi dan komunikasi, pendidikan, transportasi, dan agama. Perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian globalisasi untuk mempermudah memahami dampak globalisasi yang ditimbulkan.
Globalisasi secara umum mempunyai pengertian yaitu suatu proses mendunia dimana setiap orang tidak mengenai batas-batas wilayah negara. Sehingga globalisasi membuat setiap individu bisa berhubungan dan bertukar informasi dimanapun dan kapanpun
Dampak yang di timbulkan dakibat global cross culture di bidang tansportasi ada yang berakibat positif dan negative seperti :
Dampak Positif:
1.    Kendaraan pribadi dan umum yang semakin canggih 
2.    Kenyamanan berkendara meningkat 
3.    Biaya untuk transportasi semakin murah 
4.    Menyingkat waktu karena untuk mencapai tujuan akan semakin cepat 
Dampak Negatif:
1.    Semakin banyak kendaraan pribadi maka akan membuat jalan semakin macet 
2.    Polisi dan pencemaran udara yang terus meningkat 
3.    Perbedaan kasta akan semakin menonjol 
4.    Meningkatkan kecelakaan berlalu lintas

  IX.         MENGOLAH MASALAH TRANSPORTASI DARAT
Permasalahan transportasi khususnya transportasi darat di Indonesia cukuplah kompleks, karena transportasi merupakan suatu sistem yang saling berkaitan, maka satu masalah yang timbul di satu unit ataupun satu jaringan akan mempengaruhi sistem tersebut. Namun permasalahan trnsportasi yang terjadi di Indonesia terjadi hampir di setiap jaringan atau unit-unit hingga unit terkecil dari sistem tersebutpun memiliki masalah. Masalah yang terjadi bisa masalah yang terjadi dari unit tersebut maupun masalah akibat pengaruh dari sistem.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah-masalah pada transportasi darat di Indonesia sangat beragam, antara lain ledakan penduduk, tingginya kendaraan bermotor, kurangnya kesadaran masyarakat, serta lemahnya birokrasi dari pemegang kekuasaan sistem birokrasi.
1.    Ledakan penduduk
Ledakan penduduk selalu menjadi isu yang dikaitkan dengan berbagai permasalahan yang ada pada suatu wilayah. Hal ini dikarenakan ledakan penduduk akan meningkatkan tingkat kebutuhan masyarakat, termasuk kebutuhan transportasi. Penduduk akan melakukan mobilitas setiap waktunya, mobilitas yang dimaksud tidak hanya sekedar perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun mobilitas disini lebih ditekankan pada mobilitas yang dimaksudkan adalah pergerakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan hidup. Contoh dari mobilitas yang memerlukan transportasi adalah usaha. Manusia melakukan pekerjaan yang akan menghasilkan suatu produksi, untuk mencari bahan baku dari sesuatu yang akan ia olah, manusia akan pergi ke suatu titik dimana ia akan mendapatkan bahan baku tersebut, dan bahan-bahan tersebut tidak berada di satu tempat, bahan-bahan tersebut pastilah berada di beberapa lokasi yang berbeda sehingga untuk mengaksesnya diperlukan alat transportasi. Begitu pula ketika barang tersebut sudah diolah, maka manusia perlu memasarkan barang tersebut agar ia mendapatkan laba, untuk memasarkan barang dagangannya, manusia juga mememrlukan alat transportasi. Singkat kata, ledakan penduduk akan memicu peningkatan kebutuhan akan alat transpirtasi atau fasilitas transportasi.
2.    Masalah Lingkungan
Satu hasil dari sistem transportasi yang tidak diinginkan adalah polusi yang ditimbulkan. Polusi disini lebih dominan oleh polusi udara. Menurut data jasa raharja tahun 2007, transportasi merupakan penyumbang emisi sebanyak 23,6% , penyumbang emisi yang lain adalah dari sector industri, pembangkit tenaga, sector rumah tangga serta dari sektor komersial.
Transportasi darat turut menyumbang sebagian besar dari angka 23,6% tersebut, hal ini kembali ke pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu karena dominasi aktifitas transportasi berada di darat. Tingginya angka emisi yang ditimbulkan oleh transportasi darat dikarenakan beberapa faktor seperti:
a.    Tidak ada kebijakan yang mengontrol sistem emisi transportasi
b.    Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor yang seharusnya wajib dilakukan secara berkala tidak berjalan dengan efektif
c.     Kualitas BBM yang rendah
d.    Kesadaran masyarakat tentang bahaya emisi serta upaya dari tiap-tiap individu untuk menguranginya masih rendah
e.    Tingginya mobilitas manusia di darat
f.      Tingginya penggunaan kendaraan bermotor
g.    Rendahnya kualitas angkutan umum
Permasalahan polusi udara layaknya ditangani dengan optimal karena kondisi bumi saat ini yang sudah hampir mencapai ambang batas, dimana lingkungan tidak lagi mampu mememnuhi semua kebutuhan manusia. Efek paling buruk dari emisi transportasi ini adalah meningkatkan resiko pemanasan global dan kerusakan ozon.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Transportasi merupakan penyumbang CFC yang cukup besar sehingga memiliki sumbangsih yang besar dalam hal kerusakan ozon.
Masalah lain yang timbul akibat polusi udara adala terganggunya kesehatan masyarakat. Tingginya dominasi transportasi yang ada di darat dengan banyaknya masuia yang berada di lokasi sekitar aktifitas trasnportasi membuat masyarakat menghirup udara yang terkontaminasi dengan limbah bahan bakar kendaraan. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat karena bisa menyebabkan penyakit pernafasan, termasuk diantaranya asma, bronchitis serta penyakit pernafasan lainnya.
Bentuk polusi yang lain yang cukup mengganggu dan mungkin berbahaya secara fisis maupun psikis adalah kebisingan udara. Ini adalah hasil yang tidak diinginkan dari setiap pergerakan. Masalah ini sering terjadi di jalan-jalan dimana kendaraan beroperasi dengan kecepatan yang tinggi atau kendaraan-kendaraan yang memodifikasi alat pembuangannya hingga menimbulkan suara yang cukup keras.
3.    Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut data badan pusat statistik tahun 2008, ada 59,164 ribu kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan 20,188 korbannya meninggal dunia, 23,440 ruka berat dan 55,731 luka ringan. Sedangkan kerugiannya mencapai Rp.131,207 Juta. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas terutama di darat sangatlah beragam, mulai dari faktor pengemudi, faktor kendaraan dan faktor cuaca
4.    Kurangnya Fasilitas Transportasi
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota yang pesat tanpa diikuti dengan pengadaan sistem trasnportasi yang memadai untuk ukuran kota itu merupakan bentuk besarnya demand daripada supply nya, begitu pula kebalikannya, lajunya pertumbuhan sistem transportasi yang tidak sesuai dengan ukuran perkembangan suatu kota, merupakan wujud supply lebih besar daripada demand untuk transportasi. Kondisi-kondisi yang telah disebutkan di atas akan berakibat pada timbulnya permasalahan-permasalahan baru dalam sistem transportasi maupun permasalaan perkotaan pada umumnya. Tarsito (1997:92)
Apabila kesenjangan atau gap antara kebutuhan akan transportasi dengan penyediaan sistem transportasi ini dibiarkan berkepanjangan, dalam jangka panjang akan menimbulka masalah yang lebih rumit dalam penyelenggaraan transportasi kota, Seperti tidak diberikannya hak-hak pengguna jalan dengan baik, ontohnya adalah hak-hak pejalan kaki, atau orang cacat dan lansia yang seharusnya memiliki jalur yang berbeda, aman dan nyaman.
5.    Pemakaian Kendaraan Pribadi
Lalu lintas di Jakarta didominasi oleh kendaraan pribadi, jumlah angkutan umum (bus) hanya 4%, sepeda motor 67%, mobil pribadi 23% (Polda Metro Jaya, 2006). Pertumbuhan kendaraan dalam lima tahun terakhir mencapai 9.5% per tahun (paparan Dirjen Bina Marga ke KKPPI tanggal 18 Desember 2007). Proporsi volume lalu lintas pada beberapa koridor utama adalah: sepeda motor 60%, sedan 32%. Angkutan umum (mobil penumpang umum-MPU, bus sedang, dan bus besar) 5% (Kedeputian V Menko Perekonomian, 2007).
Dominasi kendaraan pribadi ini tentu menjadi faktor terjadinya permasalahan lain sepeti kemacetan lalu lintas serta peningkatan pembuangan limbah kendaraan ke udara yang bisa mengakibatkan pemanasalan global. Tingginya angka kepemilikan ini didasari permasalahan transportasi yang lain yaitu rendahnya kualitas angkutan umum yang ada di Indonesia. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk membeli kendaraan pribadi daripada mengendarai angkutan umum yang dianggak kurang nyaman. Pemakaian Masyarakat yang enggan menggunakan angkutan umum, dikaarenakan kualitasnya yang rendah serta beberapa alasan lainnya, seperti pengeluaran yang yang bisa lebih sedikit bila menggunakan kendaraan pribadi daripada ketika menggunakan angkutan umum.
Tingginya kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia tentu akan menimbulkan permasalahan yang jauh lebih kompleks dan jangkauannya luas, seperti polusi udara ang bisa menganggu atau merugikan penduduk tidak hanya yang ada di daerah tersebut namun juga di daerah lain, kemudian dengan banyaknya penduduk yang memiliki kendaraan pribadi, tentu akan menimbulkan kemacetan karena tidak didukung oleh peningkatan kapasitas jaringan jalan.
Rendahnya kualitas jalur pedestrian juga menjadi faktor mengapa orang lebih memilih membeli kendaraan pribadi, karena mereka khawatir dengan keamanan maupun merasa tidak nyaman menggunakan jalur pejalan kaki.

    X.         STUDI ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI YANG EFEKTIF DAN EFISIENSI
Perencanaan transportasi yang brekelanjutan adalah dimana sebuah perencanaan tersebut tidak hanya memikirkan keuntungan dan kepentingan jangka pendek namun juga mempertimangkan keberlanjutan perencanaan tersebut pada jangka menengah hingga jangka panjang.
Transportasi berkelanjutan merupakan suatu transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kesehatan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang ada secara konsisten dengan memperhatikan:
1.    Penggunaan sumberdaya terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat regenerasinya; dan
2.    Penggunaan sumber daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat pengembangan sumberdaya alternatif yang terbarukan. Sistem transportasi yang berkelanjutan mengakomodasikan aksesibilitas semaksimal mungkin dengan dampak negatif yang seminimal mungkin. Sistem transportasi yang berkelanjutan harus memperhatikan setidaknya tiga komponen penting, yaitu aksesibilitas, kesetaraan dan dampak lingkungan.
Sistem transportasi berkelanjutan lebih mudah terwujud pada sistem transportasi yang berbasis pada penggunaan angkutan umum dibandingkan dengan sistem yang berbasis pada penggunaan kendaraan pribadi. Sistem transportasi berkelanjutan merupakan tatanan baru sistem transportasi di era globalisasi saat ini.
Perencanaan transportasi yang berkelanjutan tidak hanya mempertimbangkan aspek transportasi saja dalam perencanaannya namun aspek-aspek lain seperti ekonomi dan lingkungan. Dengan konsep seperti itu, maka planner dituntut untuk mengerti dan peka terhadap aspek-aspek yang sekiranya menyangkut transportasi yang baik. Dalam hal ini, transportasi yang berkelanjutan memikirkan bagaimana transportasi bisa berjalan dengan baik tanpa harus mengorbankan aspek lingkungan tetapi tetap meningkatkan pendapatan ekonomi. Memang tidak mudah merencanakan transportasi berkelanjutan apalagi melihat kondisi transportasi di Indonesia yang sudah cukup kompleks, khususnya transportasi darat dimana tingkat mobilitasnya jauh lebih tinggi daripada transportasi laut ataupun udara.

Study Kasus Penerapan ERP
Dengan electronic roadpricing, pengguna kendaraan pribadi akan dikenakan biaya jika mereka melewati satu area atau koridor yang macet pada periode waktu tertentu. Pengguna kendaraan pribadi, akhirnya, harus menentukan apakah akan meneruskan perjalanannya melalui area atau koridor tersebut dengan membayar sejumlah uang, mencri rute lain, mencari tujuan perjalanan lain, merubah waktu dalam melakukan perjalanan, tidak jadi melakukan perjalanan, atau berpindah menggunakan moda lain yang diijinkan untuk melewati area atau koridor tersebut.
Biaya yang dikenakan juga bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada pengguna kendaraan pribadi bahwa perjalanan mereka dengan kendaraan pribadi mempunyai kontribusi terhadap kerusakan lingkungan dan kerugian kepada masyarakat yang tidak mengunakan kendaraan pribadi. ERP diharapkan mampu mengurangi perjalanan dengan kendaraan pribadi dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu, terutama pada jam-jam sibuk.
Cara kerja dari ERP sendiri adalah seperti jalan tol, namun masyarakat menggunakan kartu yang cara kerjanya seperti kartu ATM, sehingga bisa diisi ulang, biaya yang diterapkan berbeda-beda tergantung jam melintas, kapasitas jalan, serta jenis kendaraan. ERP memiliki alat berupa gerbang masuk dimana ketika memasuki gerbang tersebutm itu artinya telah masuk kawasan yang dinilai cukup rawan kemacetan dan masyarakat harus menggesek kartu prabayar tersebut di vehicle units atau alat gesek yang ada di kendaraan masing-masing. Kemudian alat di gerbang tersebut akan menerima sensor dari kendaraan yang melintas, apakah sudah melakukan transaksi pembayaran atau belum, apabila belum maka kendaraan tersebut akan dikenai denda saat pengurusan STNK.
 ERP di Singapura
Singapore merupakan kota pertama yang mengaplikasikan ERP (sejak tahun 1998), pada awalnya disebut urban road user charging. Tujuannya adalah untuk membatasi lalu lintas yang masuk CBD pada saat jam puncak untuk mengurangi kemacetan. Sebelum ERP, Singapore menggunakan Area-Licensing Scheme (ALS), pada tahun 1998, ALS diganti dengan Electronic
Road Pricing (ERP). Harga untuk memasuki daerah atau koridor ERP bervariasi berdasarkan rata-rata kecepatan jaringan. Harga yang bervariasi tersebut ditujukan untuk mempertahankan kecepatan antara 45-65 km/jam pada expressways dan 20-30 km/jam pada jalan arteri. Dampak diterapkanya congestion pricing atau ERP di Sangapore cukup signifikan. Prosentase penggunaan carpools dan bus meningkat dari 41% menjadi 62%, dan volume lalu lintas yang menuju daerah diterapkannya congestion pricing menurun sampai dengan 44%
ERP di London
ERP diaplikasikan di London pada 17 Pebruari 2003. Tujuan dari aplikasi ERP di London adalah untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan reliabilitas waktu perjalanan, dan mengurangi polusi udara. Aplikasi ERP di London memberikan beberapa hasil positif antara lain:
1.    Penurunan volume lalu lintas 15 %
2.    Penurunan kemacetan 30%
3.    Penurunan polusi 12% (NOx, PM10)
4.    c. Perjalanan menjadi lebih reliable
5.    Reliabilitas bus schedule meningkat signifikan
6.    Kecelakaan lalu lintas menurun
7.    Peningkatan kecepatan tidak meningkatkan fatalitas kecelakan
8.    g. Tidak terjadi dampak lalu lintas yang besar di daerah diluar area congestion charging
9.    Menjadi sumber pendapatan yang sebagian besar dipakai untuk perbaikan pelayanan angkutan umum

  XI.         KESIMPULAN
Dari permasalahndan pembahan diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan adanya cross culture di bidang transportasi terutama transportasi darat dapat menambah wawasan dan ilmu di bidang transportasi yang dapat diterapkan di Indonesia untuk menangani permasalahan transportasi darat yang baik dan efisien.